Ini adalah Vespa saya yang keempat, logikanya yang harus dilestarikan adalah motor pertama yang bisa terbeli (sebagai sejarah/kenang-kenangan), tapi menurut saya ini adalah pengobat rasa sayang saya terhadap vespa pertama. Ceritanya tahun 1989 saya baru bisa beli motor, itupun cuma Vespa tahun 1974, stnk-nya mati satu tahun harganya....Rp 300.000,- hasil jerih payah 'n ikut arisan (melas yoo), ngidupin stnk habis 90.000,- servis dll. nggak keitung sebab vespa ini ternyata lebih kerasan di bengkel langganan daripada dirumah saya (tambah melasss), heheheee... saking seringnya rewel, akhirnya satu tahun kemudian tak jual laku 500.000,- tak tambahin dikit dapet PX-150 '79. Sebenarnya PX inilah Vespa yang penuh kenangan, tak pake kuliah empat tahun sampek dapet istri juga pake' PX ini. habis kawin Alhamdulillah bisa beli Vespa baru, gress (jadi punya vespa dua biji). Tapi karena punya anak akhirnya tak tuker mobil (yang penting gak kudanan), wis gak punya motor blas. Untuuuuuuuuuuuung (wong jowo mesti untung)tiga tahun kemudian saya dapet Vespa biru (tak tambahin kuning)dari metua saya (wis gak tak jual)
Sejarah Vespa Saya
Cakram Vespa
Wah..... wah.... ada temen saya yang komplain, katanya nggak asyik kalau vespa-nya dipasangi lengan ayun tambahan disebelah kirimenurut dia uniknya vespa justru terletak pada lengan ayunnya yang cuman satu, beda dengan motor-motor jepang yang rata-rata memakai lengan ayun double. Kalau begitu saya harus kasih contohnya cakram belakang vespa tanpa tambahan lengan ayun. Semoga bermanfaat. (cakram depan menyusul)
/span>
Langganan:
Postingan (Atom)
